Sabtu, 21 Februari 2009

INFO LJKPP 2009

BAGI KAKAK-KAKAK YANG BELUM MENDAFTARKAN ADIK DIDIK NYA UNTUK MENGIKUTI LOMBA JELAJAH KAWASAN PONDOK PESANTREN AL KARIMI BURUAN DAFTAR. TERAKHIR TANGGAL 27 FEBRUARI 2009
HJHJHSDSHSHDJSHDKJ

Muhasabah

Manusia secara umum terbagi menjadi dua golongan besar:
Pertama: Manusia yang dicintai Allah

Al-Muhsinin (orang-orang yang berbuat ihsan) (2:195/3:134/5:13)Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. 2:195)(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. 3:134)(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhya Allah menyukai orang-orang berbuat baik. (QS. 5:13)
Al-Muttaqin (orang-orang yang bertaqwa) (9:7/3:76)Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyirikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidil haram maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadapa mereka. Seaungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa. (QS. 9:7)....(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertaqwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa. (QS. 3:76)
Ash-Shobirin (orang-orang yang bersabar) (3:146)Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. 3:146)
Al Mutawakkilin (orang-orang yang bertawakal kepada Allah) (3:159)Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. 3:159)
At-tawwabin Wal Mutathohhirin (orang yang bertaubat dan mensucikan diri) (9:108/2:222)Janganlah kamu shalat dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih. (QS. 9:108)... Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS. 2:222)
AlMuqshitin (orang-orang yang adil) )(5:42/49:9)Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta keputusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka, jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi Mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. (QS. 5:42)Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang maka damaikanlah antara keduanya.Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali, kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. 49:9)
Al Mujahidin (orang yang berperang dijalan Allah) (61:4/5:54)Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS. 61:4)Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang mutad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan

Kulia ta Kak

TIPS MEMILIH PERGURUAN TINGGI

Dari 1465+ perguruan tinggi swasta di Indonesia, tentu saja tidak semuanya memenuhi kriteria minat, biaya dan prospek yang sudah anda tentukan. Coret PTS yang tidak memiliki program studi sesuai minat anda. Singkirkan PTS-PTS yang biaya kuliahnya terlalu mahal bagi anda, atau terlalu jauh dari tempat tinggal anda sehingga biaya untuk kuliah di sana akan terlalu tinggi. Dengan demikian daftar yang anda miliki akan semakin pendek. Tetapi itupun mungkin masih cukup panjang sehingga memerlukan pendalaman lebih jauh. Faktor apa lagi yang perlu dilihat dari suatu perguruan tinggi untuk menentukan pilihan akhir anda?

Reputasi

Kalau saya harus memilih salah satu PTS tanpa melihat faktor-faktor internal lainnya, pertimbangan utama yang paling gampang saya gunakan adalah reputasi PTS tersebut. Reputasi di sini berarti PTS yang bersangkutan secara umum dikenal sebagai PTS yang baik, memiliki sarana belajar mengajar yang baik dengan fasilitas yang memadai. Lulusannya pun tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan. Bahkan ada lulusan PTS yang menjadi rebutan perusahaan-perusahaan pemakainya.
Apakah tidak mungkin salah jika memilih PTS ini? Harus kita ingat, reputasi tidak datang dalam sekejap. Reputasi ini biasanya dibangun dengan kerja keras dan melalui proses yang panjang. Bisa saya katakan bahwa anda berada on the safe side jika memilih salah satu dari PTS-PTS ini. Bukan berarti lalu anda berhenti di sini saja. Masih ada hal-hal lain yang harus anda cermati.

Status Akreditasi

Status akreditasi ini adalah salah satu faktor yang paling sering digunakan oleh PTS untuk mengiklankan dirinya. Tidak terlalu salah memang, karena hal itu menunjukkan mutu/kemampuan PTS dalam menyelenggarakan suatu program studi. Status ini didapat setelah diadakan penilaian tentang semua unsur yang diperlukan untuk itu, termasuk fasilitas pendidikan, nisbah dosen tetap dan mahasiswa, kurikulum pendidikan, dan banyak hal lainnya. Masalahnya, tidak semua orang memahami dengan jelas tentang status ini, dan tampaknya banyak PTS yang menyadari dan memanfaatkan ketidaktahuan tersebut.
Yang terutama adalah: status akreditasi diberikan kepada program studi di suatu PTS dan bukan kepada PTS yang bersangkutan. Jadi sebetulnya tidak ada istilah PTS yang disamakan. Yang benar adalah (satu atau lebih) program studi di PTS tersebut statusnya disamakan. Mungkin saja PTS tadi memiliki 3 program studi (misalnya A, B, dan C), masing-masing dengan jenjang S1 dan D3. Kalau program studi A jenjang D3 saja (satu dari enam) yang memperoleh status disamakan, apakah tepat kalau PTS tersebut mengatakan statusnya disamakan?
Yang perlu anda ketahui juga, status akreditasi ini menentukan kemandirian suatu program studi dalam melaksanakan proses belajar mengajar, misalnya ujian negara atau penerbitan ijazah. Suatu program studi (sekali lagi bukan PTS) yang sudah dinyatakan terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) berhak untuk menyelenggarakan sendiri semua kegiatannya. Artinya anda tidak lagi harus mengikuti ujian negara yang dilaksanakan oleh Kopertis, dan ijazah yang anda terima cukup disahkan oleh PTS tempat anda kuliah.
Sekali lagi, tanyakan dengan jelas status akreditasi program studi yang anda pilih. Jangan percaya begitu saja dengan klaim yang dikeluarkan oleh suatu PTS tentang statusnya. (Uraian yang lebih rinci tentang hal ini dapat anda lihat pada topik
Akreditasi).

Jalur dan Jenjang Pendidikan

Berapa lama anda mau menghabiskan waktu di bangku kuliah? Secepatnya? Berapa cepat? Selain ditentukan oleh kemampuan anda, hal ini juga tergantung dari jalur/jenjang pendidikan yang anda ambil. Pendidikan tinggi di Indonesia mengenal dua jalur pendidikan, yaitu jalur akademik (jenjang sarjana) dan jalur profesional (jenjang diploma). Jalur akademik menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan, sedangkan jalur profesional menekankan pada penerapan keahlian tertentu. (Untuk lebih lengkapnya silakan lihat
Struktur Pendidikan Tinggi).
Dalam kaitannya dengan waktu, jenjang sarjana membutuhkan waktu lebih lama (minimal 8 semester) dibandingkan dengan jenjang diploma (2 semester untuk D1 - 6 semester untuk D3). Hal ini tentu sangat berpengaruh pada biaya yang harus anda sediakan. Banyak orang, yang karena keterbatasannya, lebih memilih jenjang diploma dengan harapan cepat lulus dan mendapat pekerjaan.
Perlu anda ketahui, jenjang diploma dirancang sebagai jenjang terminal. Artinya, lulusannya dipersiapkan untuk langsung memasuki dunia kerja, bukan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi (walaupun sekarang ada yang disebut program lintas jalur, dari diploma ke sarjana). Ini berbeda dengan jenjang sarjana, yang membuka kesempatan lulusannya untuk terus mengembangkan ilmunya.
Hal lain yang harus anda perhatikan adalah tingkat persaingan di pasar kerja. Kalau banyak tenaga sarjana yang tersedia, perusahaan akan lebih memprioritaskannya dibandingkan lulusan diploma.

Gelar dan Sebutan

Sesudah anda lulus, anda akan mendapat ijazah dan salah satu dari ini: gelar akademis atau sebutan profesional. Yang pertama anda tentu tahu, Sarjana Ekonomi (SE), Sarjana Hukum (SH), dan gelar lainnya. Gelar akademis ini diberikan kepada mereka yang menyelesaikan pendidikan melalui jalur akademik (jenjang sarjana).
Lalu bagaimana kalau kita menyelesaikan pendidikan jalur profesional (jenjang diploma)? Bukan gelar akademis (Sarjana Muda, misalnya) yang kita dapatkan, melainkan sebutan profesional seperti Ahli Madya Komputer (AMd Komp). Sebutan ini mungkin belum terlalu memasyarakat, dan kadang-kadang dianggap kurang bergengsi. Banyak yang masih menggunakan (dan lebih menyukai) istilah D3-Komputer. Anda yang menentukan, gelar atau sebutan yang ingin anda tambahkan di belakang nama anda.

Fasilitas Pendidikan

Gedung megah dan ber-AC saja tidak cukup untuk menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Bukan (hanya) itu yang dimaksud dengan fasilitas pendidikan. Fasilitas seperti laboratorium (komputer, akuntansi, bahasa, dan lain-lain), bengkel, studio dan perpustakaan sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan mahasiswa. Mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai wawasan keilmuannya saja, tetapi juga bagaimana menerapkannya di lapangan. Apalagi untuk jalur pendidikan profesional yang lebih bersifat aplikatif dan menekankan pada ketrampilan.
Sekali lagi, jangan hanya tampilan fisik yang anda perhatikan. Boleh saja PTS memasang foto-foto gedungnya yang megah, laboratorium komputernya yang canggih. Tidak ada salahnya anda coba menanyakan, kapan mahasiswa berkesempatan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut. Jangan-jangan hanya satu-dua kali per semester, atau hanya untuk mahasiswa tingkat akhir saja. Perhitungkan juga jumlah mahasiswa yang harus menggunakan fasilitas tersebut.
Kualitas dan Kuantitas Dosen

Perkembangan suatu PTS paling gampang dilihat dari jumlah mahasiswanya yang (selalu) bertambah. Ini sangat penting bagi PTS, karena mahasiswa adalah sumber utama (seringkali satu-satunya) pendapatan PTS. Dari merekalah PTS mencukupi kebutuhannya untuk membiayai operasional pendidikan, membangun gedung, menambah fasilitas pendidikan, termasuk membayar gaji dosen dan karyawannya. Oleh karena itulah ada kecenderungan PTS untuk menggali sebanyak mungkin potensi ini, baik secara kualitas (memperbesar uang gedung dan uang kuliah) maupun kuantitas (menerima sebanyak mungkin mahasiswa).
Pada sisi lain, bertambahnya mahasiswa menuntut ditambahnya jumlah dosen. Bukan hal yang mudah mendapatkan dosen dengan jumlah yang memadai, apalagi yang memenuhi kualitas yang dibutuhkan. Padahal Undang-Undang Pendidikan Tinggi mensyaratkan tercapainya nisbah (rasio) antara dosen tetap dan mahasiswa sebesar 1:30 untuk bidang studi IPS dan 1:25 untuk bidang studi IPA. Mungkin faktor dosen ini merupakan salah satu faktor paling sulit bagi suatu PTS, dan karenanya sering diabaikan atau direkayasa.
Pengabaian secara kuantitatif dilakukan dengan membebani dosen yang terbatas jumlahnya dengan beban mengajar yang besar, sehingga waktu dan tenaga dosen-dosen tersebut betul-betul tersita untuk itu. Seringkali hal ini dilakukan dengan mengabaikan aspek kualitas pengajarannya. Hampir tidak tersisa lagi waktu untuk melakukan penelitian atau pengabdian masyarakat yang merupakan pilar-pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Bisa juga suatu PTS memenuhi aspek kuantitas dosen tetap ini, tetapi dengan mengkompromikan kualitasnya. Misalnya dosen yang mengajar tidak sesuai dengan bidang ilmunya, tidak terpenuhinya kepangkatan akademik dalam pengajaran atau bimbingan tugas akhir, dan lain sebagainya.
Perekayasaan positif terjadi dengan penggunaan dosen-dosen tidak tetap. Biasanya dosen tidak tetap ini memenuhi persyaratan kelayakan mengajar, seperti latar belakang pendidikan, gelar dan kepangkatan akademis dan profesionalismenya. Masalahnya, dosen-dosen ini hanya menyediakan waktu yang terbatas kepada mahasiswa sesuai dengan status tidak tetapnya. Bagi PTS, mereka tidak bisa disertakan dalam penghitungan nisbah dosen tetap dan mahasiswa sehingga tidak berpengaruh dalam penentuan status akreditasi.
Yang paling memprihatinkan adalah jika terjadi perekayasaan negatif. Dalam hal ini PTS berusaha dengan segala macam cara untuk memenuhi nisbah tersebut. Misalnya PTS masih mencantumkan nama dosen yang sudah tidak lagi menjadi dosen tetap di sana, atau nama seseorang tercantum sebagai dosen tetap di lebih dari satu PTS. Contoh lain adalah dengan cara meminjam nama. Seseorang yang memenuhi kualifikasi akademis "diangkat" sebagai dosen tetap dengan mendaftarkannya secara resmi ke instansi yang berwenang. Artinya, secara administratif seluruh persyaratan sudah dipenuhi dan "dosen" tersebut juga menerima gaji dari PTS. Tetapi, keterlibatannya dalam kegiatan akademik hampir atau memang tidak ada sama sekali.
Sebelum anda mendaftar, cobalah untuk mencari tahu jumlah dosen tetap di PTS tersebut. Berapa orang yang bergelar S2, S3, dan mungkin ada yang sudah bergelar profesor. Kualitas keilmuan anda sangat banyak ditentukan oleh mereka.

Jumat, 13 Februari 2009

BIMBINGAN INDIVIDU PESDIK 2

KESADARAN DIRI

Pengertian Kesadaran Diri

Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengetahui keadaan internal, pilihan-pilihan (preferensi), sumber-sumber yang mempengaruhi emosi dan intuisinya (seseorang).

Kesadaran diri sangat penting dalam pembentukan konsepdiri yang positif. Konsep diri adalah pandangan pribadi terhadap diri sendiri yang mencakup tiga aspek yaitu; pengetahuan, harapan dan penilaian.

Pengetahuan kita terhadap diri sendiri dapat berupa self labels, yaitu pengetahuan diri tentang diri yang berasal dari informasi seseorang. Informasi ini bersifat formal seperti jenis kelamin, warna kulit, tinggi badan dsb. Pengetahuan kita dapat pula berwujud quality labels. Dalam hidup bermasyarakat kita biasa membandingkan diri kita dengan orang lain. Kita membandingkan kualitas kita sehingga dapat menyebut diri kita sebagai orang yang spontan atau tertutup, baik hati atau sombong.

Harapan terhadap diri sendiri terdiri dari dua hal. Pada saat yang bersamaan orang mempunyai pemikiran-pemikiran terhadap siapa diri kita (what we are) dan apa yang seharusnya, seperti saya dapat menjadi apa (I could be). Harapan ini bersifat ideal (ideal self), yang berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Harapan atau tujuan adalah suatu kekuatan dan dorongan dalam diri yang mengarahkan tindakan selama proses pencapaian tujuan.

Dalam memberikan penilaian terhadap diri sendiri, kita membandingkan antara siapa diri kita dengan : (1) Saya dapat menjadi apa (I could be), yang merupakan harapan kita; dan (2) Saya seharusnya menjadi apa (I should be), yang merupakan standar yang kita miliki. Hasil dari perbandingan ini merupakan gambaran atas harga diri (self esteem). Semakin lebar atau jauh perbedaan antara saya saat ini dengan saya dapat menjadi apa atau saya seharusnya menjadi apa, maka semakin rendah self esteem yang bersangkutan (low self esteem). Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapan, ia akan merasa nyaman dan menyukai dirinya. Dengan kata lain ia semakin memiliki high self esteem.

Konsep Diri Negatif dan Positif
Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif apabila :
1. Tidak mimilikipengetahuan yang menyeluruh tentang dirinya. Ia kurang memahami siapa dirinya, apa kelebihannya dan kelemahan yang dimiliki.
2. Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat dirubah) atau terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif) tentang dirinya, sehingga orang tersebut sulit mengubah konsep diri yang sudah dianggap “betul”.
3. Lebih banyak melihat aspek-aspek kekurangan/kelemahan dalam dirinya dari pada aspek kelebihan/kekuatan yang dimilikinya.

Dengan kata lain, konsep diri negatif dicirikan dengan kurangnya pengetahuan tentang diri sendiri, harapan-harapan yang tidak realistik dan terlalu tinggi atau rendahnya self esteem.

Seseorang dikatakan memiliki konsep diri positif jika :
1. Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakup baik kelemahan maupun kelebihannya.
2. Bisa menerima dirinya apa adanya. Bila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombong dan jika ia mempunyai kekurangan/kelemahan ia tidak kecewa.
3. Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari diri yang dianggap merugikan sebagaimana umpan balik yang ia terima.

Dengan kata lain, konsep diri positif dicirikan dengan memiliki pengetahuan yang luas dan berdiversifikasi tentang dirinya, harapan-harapan yang realistik dan self esteem yang tinggi atau harga diri yang sehat.

Kesadaran Diri Star Performer
Menurut Goleman, tiga kemampuan kesadaran diri yang umumnya dimiliki oleh star performer adalah :
1. Kesadaran emosi, yaitu tahu tentang bagaimana pengaruh emosi terhadap kinerja kita, dan kemampuan menggunakan nilai-nilai kita untuk memandu pembuatan keputusan. Orang dengan kecakapan ini :
· Tahu emosi mana yang sedang mereka rasakan dan mengapa.
· Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka pikirkan, perbuat dan katakan.
· Mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja.
· Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan sasaran-sasaran mereka.
2. Penilaian diri secara akurat, yaitu perasaan yang tulus tentang kekuatan-kekuatan dan batas-batas pribadi kita, visi yang jelas tentang mana yang perlu diperbaiki, dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman. Orang dengan kecakapan ini :
· Sadar tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.
· Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman.
· Terbuka terhadap umpan balik yang tulus, bersedia menerima perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri sendiri.
· Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dengan perspektif yang luas.
3. Percaya diri, yaitu keberanian yang datang dari kepastian tentang kemampuan, nilai-nilai, dan tujuan kita. Orang dengan kecakapan ini:
· Berani tampil dengan keyakinan diri; berani menyatakan “keberadaannya”.
· Berani menyuarakan pandangan yang tidak populer dan bersedia berkorban demi kebenaran.
· Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti dan tertekan.

BIMBINGAN INDIVIDU PESDIK

PENGATURAN DIRI (SELF REGULATION)

Pengetian Pengaturan Diri
Self Regulation menekankan pada kemampuan mengontrol diri hambatan-hambatan emosional yang negatif. Apabila Self Awareness memusatkan perhatian pada pengenalan ragam emosi dan membangun konsepdiri, maka focus Self Regulation adalah mengetahui secara tepat sebab munculnya emosi tertentu, mengolahnya secara akurat dan bijak agar tetap dapat berfikir jernih dan terfokus.

Cara Penataan Emosi
Emosi dapat ditata dengan cara :
1. Memperhatikan “dialog batin” sebelum memberi respon terhadap emosi negatif yang timbul, misalnya pada saat emosi bergejolak difikirkan dahulu untung rugi suatu tindakan yang akan dilakukan.
2. Menyadari apa yang ada di balik suatu perasaan, misalnya mempertimbangkan apakah tepat suatu emosi negatif timbul, jangan-jangan hanya akibat terlalu sensitif atau salah pengertian saja.
3. Reframing atau melihat permasalahan dari perspektif lain yang lebih positif, misalnya misalnya pada saat anda tidak dimasukkan kedalam panitia Pekan Orientasi Mahasiswa Baru (PORMABA), tidak perlu terburu-buru merasa ditinggalkan tetapi sikapilah dengan mengatakan pekerjaan itu tidak sesuai dengan saya, masih banyak kegiatan kemahasiswaan yang dapat saya kerjakan dan sesuai.
4. Mengenali kemampuan diri dalam menangani emosi negatif secara tepat, seperti takut, marah, sedih, dan lain-lain.

Dalam upaya menata emosi, dapat pula menggunakan tips untuk menghindari apa yang disebut “otomatisasi” tindakan. Tips ini diberi nama “Teori Lampu Lalu Lintas” yang terdiri dari enam langkah, yaitu:
@ Lampu merah: 1. Stop! Tenang dan berfikir sebelum bertindak
@ Lampu kuning: 2. Meneceritakan/mengenali masalah dan impuls negative
3. Tentukan tujuan yang positif
4. Pikirkan pemecahannya.
5. Pikirkan pula akibatnya
@ Lampu hijau: 6. Teruskan atau laksanakan aksi terbaik

Selain yang tersebut diatas, ada pesan yang terkandung dalam surat al-Insyirah. Q.S. 94: 1 – 8.

Cara Peredaan Emosi
Adapun cara peredaan emosi (cooling Dawn) adalah:
1. Selingan, misalnya dengan menontonTV, Bioskop, mengisi TTS, membaca buku, bermain dan lain-lain
2. Mengalihkan perhatian atau pendangan, misalnya merubah topik pembicaraan, pergi ke luar ruangan menuju halaman dan lain-lain.
3. Menikmati kesenangan, misalnya mendengarkan musik favorit, bercanda ria dengan keluarga dan lain-lain
4. Berjalan kaki sambil menikmati dan menyaksikan alam sekelilingnya dan lain-lain.
5. Olah raga atau menyalurkan hobby, misalnya bermain bulu tangkis, catur, sepak bola, melukis dan lain-lain.
6. Relaksasi, misalnya menarik nafas dalam-dalam senamringan untuk melemaskan otot-otot dan lain-lain.

Teori Marshmallow tentang Microcosmos Perjuangan dapat digunakan untuk mengelola emosi dan impuls negatif. Terdapat empat hal yang kontraproduktif yang mempengaruhi munculnya emosi-emosi tertentu, yaitu:
1. Dorongan hati vs Pengekangan diri
2. Dorongan Id vs Ego
3. Hasrat vs Kendali diri
4. Pemuasan hasrat sesaat vs penundaan

Dalam masalah emosi marah, ada pertanyaan: Kapan emosi amarah perlu disalurkan atau dikendalikan ?. Mengutip teori Cybius (nama gunung di Prancis) amarah kadang-kadang dapat mendatangkan produktivitas. Hanya saja yang perlu diingat bahwa emosi itu harus diletakkan pada konteksnya.

Pengaturan Diri Star Performer
Menurut Golemann, lima kemampuan pengaturan diri yang umumnya dimiliki oleh para star performer adalah :
1. Pengendalian diri, yaitu menjaga agar emosi dan impuls yang merusak tetap terkendali. Orang dengan kecakapan ini:
@ Mengelola dengan baik perasan-perasaan impulsive dan emosi-emosi yang menekan
@ Tetap teguh, berfikir positif, dan tidak goyah walaupun dalam situasi yang paling berat.
@ Berfikir dengan jernih dan tetap terfokus kendati dalam tekanan.
2. Dapat di percaya, yaitu menunjukkan kejujuran dan integritas. Orang dengan kecakapan ini :
@ Bertindak menurut etika dan tidak pernah mempermalukan orang.
@ Membangun kepercayaan lewat keandalan diri dan otentisitas.
@ Mengakui kesalahan sendiri dan berani menegur perbuatan tidak etis orang lain.
@ Berpegang kepada prinsip secara teguh bahkan bila kibatnya adalah menjadi disukai.
3. Kehati-hatian, yaitu dapat diandalkan dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban.
@ Memenuhi komitmen dan mematuhi janji.
@ Bertanggung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan mereka.
@ Terorganisasi dan cermat dalam bekerja.
4. Adaptabilitas, yaitu keluwesan dalam menanganiperubahan dan tantangan. Orang dengan kecakapan ini :
@ Terampil menangani beragamnya kebutuhan, bergesernya prioritas dan pesatnya perubahan.
@ Siap mengubah tanggapan dan taktik untuk menyesuaikan diri dengan keadaan.
@ Luwes dalam memandang situasi.
5. Inovasi, yaitu berikap terbuka terhadap gagasan-gagasan dan pendekatan-pendekatan baru, serta informasi terkini. Orang dengan kecakapan ini :
@ Selalu mencari gagasan baru dari berbagai sumber
@ Mendahulukan solusi-solusi yang orisinal dalam pemecahan masalah.
@ Menciptakan gagasan-gagasan baru.
@ Berani mengubah wawasan dan mengambil resiko akibat pemikiran baru mereka.
KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 131 TAHUN 2003
TENTANG
PETUNJUK PENYELENGGARAAN
DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Menimbang : 1. Bahwa Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega merupakan wadah pengembangan kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, berkedudukan sebagai bagian dari kwartir yang mengelola Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega ;
2. Bahwa Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega yang ditetapkan dengan keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 022 tahun 1991 perlu disempurnakan, disesuaikan dengan aspirasi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega serta perkembangan Gerakan Pramuka saat ini.

Mengingat : 1. AD/ART Gerakan Pramuka.
2. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 080 tahun 1988 tentang Pola dan Meknisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
3. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 022 tahun 1991 Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
4. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 012 tahun 1996 tentang Penyempurnaan Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega.

Memperhatikan : Saran Pimpinan, Andalan, Dewan Kerja Nasional, dan Staf Kwartir Nasional.


MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
Pertama : Mencabut Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 022 tahun 1991tentang Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega dan Keputusan Kwarnasl Gerakan Pramuka nomor 012 tahun 1996 tentang Penyempurnaan Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega.
.
Kedua : Mengesahkan Petunjuk Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega seperti tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini.

Ketiga : Menginstruksikan lepada seluruh jajaran Gerakan Pramuka, agar melaksanakan Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega seperti tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini.

Keempat : Laksanakan dengan penuh tanggungjawab

Kelima : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.


Ditetapkan di : Jakarta.
Pada tanggal : 5 Desember 2003

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka



H.A. Rivaai Harahap

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 131 TAHUN 2003

PETUNJUK PENYELENGGARAAN
DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum
a. Gerakan Pramuka memberi kesempatan kepada para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk membina diri menjadi kader pimpinan, baik di lingkungan Gerakan Pramuka maupun lingkungan di luar Gerakan Pramuka.
b. Salah satu usaha untuk melaksanakan hal tersebut dibentuklah Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di setiap jajaran Kwartir.
c. Pengelolaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega diatur dalam suatu Petunjuk Penyelenggaraan.
d. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 022 tahun 1991 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega dan Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 012 tahun 1996 tentang Penyempurnaan Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega perlu disempurnakan sesuai dengan aspirasi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, serta perkembangan Gerakan Pramuka dewasa ini.

2. Dasar
a. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
b. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut
Petunjuk penyelenggaraan ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Maksud dan Tujuan
c. Tugas Pokok, Fungsi dan Tanggung Jawab
d. Organisasi dan Masa Bakti
e. Hubungan Kerja dan Administrasi
f. Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
g. Keanggotaan
h. Kepengurusan
i. Pembagian Tugas
j. Sidang Paripurna dan Rapat
k. Penutup.

4. Pengertian dan Kedudukan
Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang selanjutnya disingkat Dewan Kerja adalah suatu wadah pengembangan kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di tingkat Kwartir, yang beranggotakan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bersifat kolegial, dan merupakan bagian dari kwartir yang mengelola Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega


BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

5. Maksud
Dewan Kerja dibentuk sebagai wadah peengembangan kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

6. Tujuan
Dewan Kerja dibentuk dengan tujuan memberi kesempatan kepada Praamuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menambah pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman dalam pengelolaan organisasi, pengembangan bakat kepemimpinan dalam rangka usaha pengembangan pribadi dan pengabdiannya kepada Gerakan Pramuka, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB III
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TANGGUNG JAWAB

7. Tugas Pokok
Tugas Pokok Dewan Kerja adalah:
a. Melaksanakan Keputusan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera untuk mengelola Pramuka Penegak dan Pandega disesuai dengan rencana kerja Kwartirnya.
b. Mengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di kwartirnya.
c. Mendukung Dewan Kerja dan wadah pembinaan Praamuka Penegak dan Pramuka Pandega yang berada di kwartirnya secara koordinatif dan konsultatif.
d. Melaksanakan tugas-tugas kwartir.
f. Menyelenggarakan Musyawarah Pramuka Penegak dan Praamuka Pandega Puteri dan Putera di tingkat kwartirnya.

8. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, Dewan Kerja berfungsi sebagai :
a. Pelaksana rencana kerja Kwartir tentang Pramuka Penegak dan Praamuka Pandega
b. Pengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di kwartirnya
c. Penghubung antara Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dengan Kwartir
e. Pendukung pelaksanaan tugas-tugas Kwartir.

9. Tanggung Jawab
Dewan Kerja bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pokok Dewaan Kerja kepada Kwartirnya.

BAB IV
PENGORGANISASIAN DAN MASA BAKTI

10. Struktur Organisasi
a. Di tingkat Kwartir Nasional dibentuk Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Nasional yang disebut Dewan Kerja Nasional disingkat DKN.
b. Di tingkat Kwaartir Daerah dibentuk Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Daerah yang disebut Dewan Kerja Daerah disingkat DKD.
c. Di tingkat Kwartir Cabang dibentuk Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Cabang yang disebut Dewan Kerja Cabang disingkat DKC.
d. Di tingkat Kwartir Ranting dibentuk Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Ranting yang disebut Dewan Kerja Ranting disingkat DKR.

13. Masa Bakti
a. Masa Bakti adalah kurun waktu berlangasungnya suatu kepengurusan Dewan Kerja dalam melaksanakan tugasnya.
b. Masa Bakti Dewan Kerja adalkah:
1) Dewan Kerja Nasional selama 3 tahun
2) Dewan Kerja Daerah selama 3 tahun
3) Dewan Kerja Cabang selama 2 tahun
4) Dewan Kerja Ranting selama 2 tahun.


BAB V
HUBUNGAN KERJA DAN ADMINISTRASI

12. Hubungan Kerja
a. Hubungan Kerja adalah interaksi yang dilakukan oleh Dewan Kerja dalam melaksanakan tugas pokoknya.
b. Hubungan kerja dengan Pimpinan Kwartir.
Bentuk hubungan kerja Dewan Kerja dengan Pimpinan Kwartir dalam kedudukannya sebagai bagian dari Kwartir adalah hubungan koordinasi, konsultasi, dan informasi dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan menilai pelaksanaan tugas pokoknya.
c. Hubungan antar Dewan Kerja adalah koordinasi, konsultasi, dan informasi dan kerjasama.
d. Hubungan dengan organisasi di luar Gerakan Pramuka
1) Dewan Kerja dapat menyelenggarakan hubungan kerja sama dengan organisasi di luar Gerakan Pramuka.
2) Bentuk kerjasama dalam hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan kerjasama tersebut dilaku-kan dengan sepengetahuan Kwartir.

13. Adminisatrasi
a. Sebagai bagian dari Kwartir, maka sistem adminsitrasi Dewan Kerja mengikuti sistem administrasi kwartirnya.
b. Sistem administrasi internal Dewan Kerja diadakan guna menunjang aktifitas Dewan Kerja.

BAB VI
MUSYAWARAH PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA PUTERI PUTERA

14. Pengertian
a. Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Puteri Putera yang disingkat Musppanitera adalah suatu forum atau tempat pertemuan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Puteri Putera sebagai wahana permusyawaratan untuk menampung aspirasi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di tingkat kwartirnya.
b. Hasil Musppanitera merupakan bagian dari rencana kerja Kwartir.

15. Jenis Musppanitera
a. Masppanitera
1) Musppanitera adalah Musppanitera yang diselenggarakan dalam keadaan terpenuhinya kuorum.
2) Kuorum
a) Kuorum adalah jumlah utusan yang seharusnya hadar dalam Musppanitera sehingga Musppanitera memiliki keabsahan
b) Kuorum terpenuhi apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah utusan yang segarusnya hadir.
b. Masppanitera Luar Biasa
1) Musppanitera Luar Biasa adalah Musppanitera yang diselenggarakan antara dua waktu Musppanitera karena ada hal-hal yang bersifat khusus.
2) Musppanitera Luar Biasa dilaksanakan atas usul Dewan Kerja bersangkutan atau usul dari sedikitnya dua pertiga jumlah utusan yang seharusnya hadir.

16. Pelaksanaan Musppanitera berdasarkan Keputusan Kwartir.

17. Tingkat dan waktu Pelaksanaan
a. Di tingkat Nasional diselenggarakan Musppanitera Tingkat Nasional selanjutnya disebut Musppanitera Nasional yang diselenggarakan setiap 3 (tiga) tahun sekali.
b. Di tingkat Daerah diselenggarakan Musppanitera Tingkat Daerah selanjutnya disebut Musppanitera Daerah yang diselenggarakan setiap 3 (tiga) tahun sekali.
c. Di tingkat Cabang diselenggarakan Musppanitera Tingkat Cabang selanjutnya disebut Musppanitera Cabang yang diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun sekali.
d. Di tingkat Ranting diselenggarakan Musppanitera Tingkat Ranting selanjutnya disebut Musppanitera Ranting yang diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun sekali.

18. Penyelenggara
a. Penyelenggara adalah Dewan Kerja yang bersangkutan.
b. Hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaannya diatur oleh penyelenggara dengan persetujuan Kwartir.

19. Peserta
a. Peserta adalah perutusan yang mempunyai hak dan kewajiban untuk mengikuti Musppanitera.
b. Peserta Musppanitera Nasional adalah :
1) Anggota Dewan Kerja Nasional
2) Utusan Dewan Kerja Daerah
c. Peserta Musppanitera Daerah adalah :
1) Anggota Dewan Kerja Daerah
2) Utusan Dewan Kerja Cabang
d. Peserta Musppanitera Cabang adalah :
1) Anggota Dewan Kerja Cabang
2) Utusan Dewan Kerja Ranting
e. Peserta Musppanitera Ranting adalah :
1) Anggota Dewan Kerja Ranting
2) Utusan Dewan Ambalan dan Dewan Racana.

20. Utusan dan Mandat
a. Utusan
Utusan adalah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang mendapat mandat untuk menyampaikan aspirasi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di kwartirnya.
b. Mandat
1) Mandat adalah wewenang yang diberikan oleh Kwartir kepada utusannya untuk dapat melaksanakan hak dan kewajibannya.
2) Mandat bagi utusan Dewan Kerja diberikan oleh Kwartirnya atas usulan Dewan Kerja yang bersangkutan
4) Mandat bagi utusan Dewan Ambalan dan Dewan Racana diberikan oleh Pembina Gugusdepan atas usulan Dewan Ambalan dan Dewan Racana.

21. Hak Suara, Hak Bicara dan Hak Pilih
a. Hak suara adalah hak yang dimiliki masing-masing utusan untuk diperhitungkan dalam perhitungan suara bila dilaksanakan pengambilan keputusan. Setiap utusan mempunyai satu hak suara.
b. Hak bicara adalah hak yang dimiliki setiap peserta untuk menyampaikan usul, saran dan pendapat.

22. Pimpinan Musppanitera
a. Pimpinan Musppanitera adalah peserta yang mendapatkan fungsi khusus berupa hak dan kewajiban untuk memimpin jalannya Musppanitera sehingga dapat tercapai tujuan yang diinginkan secara berhasil guna dan berdaya guna.
b. Pimpinan Musppanitera selanjutnya disebut Presidium. Personalianya dipilih melalui musyawarah yang dipimpin oleh Dewan Kerja penyelenggara.
c. Presidium terdiri atas :
1) Satu orang dari unsur Dewan Kerja penyelenggara yang mendapat mandat dari Ketua Dewan Kerja penyelenggara.
2) Dua orang dari dua unsur utusan yang berlainan yang dipilih oleh peseta Musppanitera.
d. Hal-hal yang berkenaan dengan Presidium diatur dalam Tata Tertib Musppanitera

23. Penasehat Musppanitera
a. Penasehat Musppanitera adalah orang yang memiliki fungsi untuk memberi petunjuk dan saran kepada Musppanitera
b. Penasehat Musppanitera terdiri atas unsur Andalan Kwartir dan/atau Staf Kwartir yang mendapat mandat dari Kwartirnya.

24. Acara Musppanitera
a. Acara Musppanitera adalah hal-hal yang harus dilaksanakan sebagai materi pembahasan dalam suatu Musppanitera.
b. Pada acara Musppanitera sekurang-kurangnya harus dilaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1) Penyampaian Laporan Pelaksanaan Tugas Pokok atas kebijakan yang dibuat oleh Dewaan Kerja dalam melaksanakan tugas pokok dan rencana kerja.
2) Evaluasi kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega selama masa baktinya
3) Perumusan masukan untuk kebijakan kwartir dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
4) Pemilihaaan Dewan Kerja masa bakti berikutnya.
c. Acara Musppanitera Lainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu.

25. Pengambilan Keputusan
a. Pengambilan Keputusan adalah proses pemilihan alternatif untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Musppanitera sehingga didapat putusan akhir.
b. Setiap pengambilan keputusan sedapat-dapatnya diperoleh melalui musyawarah untuk mufakat.
c. Apabila keputusan tidak dapat tercapai melalui musyawarah maka keputusan diperoleh melalui pengambilan suara terbanyak.

BAB VI
KEANGGOTAAN

26. Anggota Dewan Kerja adalah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera yang mempunyai hak dan kewajiban untuk melaksanakan tugas pokok Dewan Kerja.

27. Persyaratan
a. Persyaratan hádala ketentuan yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota Dewan Verja.
b. Persyaratan terdiri atas:
1) anggota aktif di Gugusdepannya,
2) belum menikah,
3) minimal telah menjadi Pramuka Penegak Bantara atau Pramuka Pandega,
3) masih dalam batas usia Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

28. Pemilihan dan Pengangkatan Anggota
a. Pemilihan anggota adalah tata cara memilih anggota Dewan Kerja
b. Pemilihan keanggotaan dapat dilakukan melalui:
1) Formatur, yang personalianya dipilih dalam Musppanitera, atau
2) Pemilihan langsung aaatas Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja, sedangkan anggota Dewan Kerja lainnya dipilih oleh Formatur. Pemilihan langsung ini dapat dilaksanakan bila memnuhi syarat sebagai berikut:
a) Tela hada nama calon definitif minimal 2 orang putera dan 2 orang puteri paling lambat 3 bulan sebelum pelaksanaan Musppanitera
b) Calon-calon tersebut telah memenuhi persyaratan sesuai dengan pasal 27.
c. Formatur
1) Formatur adalah peserta yang diberi hak dan kewajiban untuk memilih anggota Dewan Kerja.
2) Tugas dan Masa Tugas
a) Formatur bertugas untuk :
(1) memilih anggota Dewan Kerja.
(2) menyusun anggota terpilih dalam kepengurusan di Dewan Kerja.
b) Formatur bermasa tugas selama satu bulan sejak Musppanitera berakhir.
c) Formatur bertanggung jawab kepada Musppanitera melalui Kwartir.
3) Keanggotaan Formatur
a) Anggota Formatur terdiri atas :
(1) Unsur anggota Dewan Kerja Penyelenggara.
(2) Unsur peserta Musppanitera.
b) Jumlah anggota formatur secara keseluruhan gasal dan tidak lebih dari 9 orang.
c) Hal-hal yang berkenaan dengan tata cara pemilihan formatur diatur dalam Musppanitera.
d) Formatur dapat menyusun hal-hal yang berkenaan dengan cara pelaksanaan tugasnya dengan persetujuan Kwartir.
4) Penasehat Formatur
a) Penasehat Formatur adalah Andalan Kwartir yang diminta oleh Musppanitera dengan mendapat mandat dari Kwartir.
b) Tugas Penasehat Formatur adalah memberikan saran, usul, dan pendapat kepada Formatur.
c) Penasehat Formatur tidak memiliki hak suara.
d) Penasehat Formatur bertanggung jawab kepada Kwartir.

29. Mutasi Anggota
a. Mutasi Anggota adalah perpindahan fungsi dan kedudukan anggota dalam pelaksanaan tugasnya di Dewan Kerja.
b. Mutasi anggota dapat dilakukan pada seluruh jenis, fungsi dan kedudukan anggota.
c. Tata cara mutasi disusun oleh Dewan Kerja dengan persetujuan Kwartir.
d. Pelaksanaan mutasi dilakukan dengan keputusan Kwartir.

30. Pemberhentian Anggota
a. Pemberhentian anggota adalah tindakan Kwartir untuk menghentikan hak dan kewajiban seorang anggota untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai anggota Dewan Kerja.
b. Pemberhentian anggota dilakukan apabila anggota :
1) menikah.
2) Berhalangan secara tetap, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai anggota Dewan Kerja. Jenis halangan yang dimaksud diatur lebih lanjut oleh Dewan Kerja yang bersangkutan dengan persetujuan Kwartir.
3) mengajukan permintaan sendiri
4) Telah melewati batas usia Pramuka Pandega
5) Melakukan kegiatan yang melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan Kode Kehormatan Pramuka.
c. Dalam hal anggota meninggal dunia, maka secara otomatis hak dan kewajibannya berakhir.
d. Jenis pemberhentian anggota terdiri atas :
1) pemberhentian dengan hormat.
2) pemberhentian dengan tidak hormat.
e. Pemberhentian dengan hormat dilakukan apabila pemberhentian disebabkan karena ketentuan Pasal 30 b. 1), Pt. 30 b. 2) dan Pasal. 30 b. 3) dan Pasal 30 b. 4)
f. Pemberhentian dengan tidak hormat dilakukan apabila pemberhentian disebabkan karena ketentuan Pasal. b. 5) estela melalui Dewan Kehormatan Kwartir.
g. Tata cara pemberhentian diatur oleh Dewan Kerja dengan sepengetahuan Kwartir.
h. Pemberhentian anggota disahkan dengan surat keputusan Kwartir.

31. Penggantian Anggota
a. Penggantian anggota adalah penggantian Pramuka Penegak dan Pandega yang dilakukan apabila ada anggota yang diberhentikan dari keanggotaan.
b. Tata cara penggantian anggota diatur oleh Dewan Kerja yang bersangkutan dengan sepengetahuan Kwartir.
c. Penggantian anggota disahkan dengan surat keputusan Kwartir.

32. Hak dan Kewajiban Anggota
a. Pada prinsipnya sebagai badan yang bersifat kolegial, setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam pelaksanaan tugas pokok Dewan Kerja.
b. Dalam pelaksanaan tugasnya, anggota dibagi dalam suatu susunan kepengursan.

33. Selama belum terbentuk dan disahkannya Dewan Kerja yang baru oleh surat keputusan Kwartir sebagai hasil Musppanitera, maka pengurus Dewan Kerja lama tetap melaksanakan tugasnya.

BAB VIII
KEPENGURUSAN

34. Pengurus
a. Susunan pengurus Dewan Kerja adalah seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota, Bendahara merangkap anggota, dan beberapa orang anggota. Apabila Ketua dijabat oleh Pramuka Penegak/Pandega Putera, maka Wakil Ketua dijabat Pramuka Penegak/Pandega Puteri, dan sebaliknya.
b. Jumlah Anggota Dewan Kerja disesuaikan dengan kebutuhan dan secara keseluruhan berjumlah ganjil (gasal).
c. Pimpinan Dewan Kerja terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.

35. Pengurus Harian
a. Jika diperlukan, untuk melaksanakan tugas administrasi dan kesekretariatan Dewan Kerja dapat membentuk Pengurus Harian yang terdiri atas beberapa anggota Dewan Kerja
b. Keanggotaan Pengurus Harian ditentukan dalam Rapat Pleno Dewaan Kerja, dan disesuaikan dengan program kegiatan serta kesempatan yang dimiliki anggota Dewan Kaerja
c. Jumlah daan susunan Pengurus Harian diatur berdasarkan kebutuhan.

36. Pembidangan
a. Pembidangan adalah pembagian tugas yang dilakukan sebagai upaya memperlancar pelaksanaan tugas pokok Dewan Kerja.
b. Pembentukan bidang-bidang Dewan Kerja disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan Dewan Kerja

BAB IX
PEMBAGIAN TUGAS

37. Pembagian Tugas
a. Pembagian tugas merupakan pembagian pekerjaan berdasarkan kedudukan anggota dalam kepengurusan Dewan Kerja.
b. Pembagian tugas diatur sebagai berikut :
1) Ketua
a) Memimpin dan mengelola Dewan Kerja
b) Bersama dengan seluruh Anggota Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas pokok Dewan Kerja.
c) Mewakili Dewan Kerja sebagai Andalan di Kwartirnya.
2) Wakil Ketua
a) Membantu Ketua dalam melaksanakan tugasnya
b) Mewakili Ketua apabila berhalangan
c) Mewakili Dewan Kerja sebagai Andalan di Kwartirnya.
3) Sekretaris
a) Melaksanakan mekanisme administrasi dan kehumasan
b) Mewakili Dewan Kerja apabila Ketua dan Wakil Ketua berhalangan.
4) Bendahara
a) Mengelola keuangan dan harta benda Dewan Kerja
b) Mewakili Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris apabila berhalangan.
6) Ketua Bidang
Membantu Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kerja dalam memimpin anggota bidangnya untuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sesuai bidang masing-masing.
7) Anggota Bidang
a) Melaksanakan tugas bidang
b) Bersama-sama dengan Ketua Bidang merumuskan kebijaksanaan bidang.

38. Dalam rangka pembinaan Satuan Karya Pramuka, anggota Dewan Kerja menjadi anggota Pimpinan Satuan Karya Pramuka di Kwartirnya.

39. Hal-hal yang belum diatur pada pembagian tugas di atas, diatur lebih lanjut uleh Dewan Kerja yang bersangkutan.

40. Dewan Kerja dapat membentuk Kelompok Kerja atau Sangga Kerja/Panitia Pelaksana dan Unit Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang bertindak sebagai pelaksana statu kegiatan dan bertanggungjawab lepada Kwartir melalui Dewan Kerja.

BAB XI
SIDANG PARIPURNA DAN RAPAT

41. Sidang Paripurna
a. Pengertian
Sidang Paripurna Praamuka Penegak dan Pramuka Pandega merupakan wahana permusyawaratan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega sebagai langkah koordinasi, konsultasi, informasi, dan kerjasama dalam pengelolaan kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
b. Sidang Paripurna dilaksanakan minimal satu kali dalam satu masa bakti Dewan Kerja.
c. Peserta Sidang Paripurna
1) Peserta Sidang Paripurna terdiri atas :
a) Anggota Dewan Kerja Penyelenggara.
b) Utusan Dewan Kerja yang berada di wilayah kerja Kwartir penyelenggara dan mendapat mandat dari Kwartirnya.
c) Khusus untuk Sidang Paripurna Ranting :
Peserta
(1) Anggota Dewan Kerja Ranting
(2) Utusan Dewan Ambalan dan Racana yang mendapat mandat dari Gugusdepannya aatas usulan Dewaan Ambalan dan Dewan Racana
2) Penasehat Sidang Paripurna
a) Penasehat Sidang Paripurna adalah orang yang memiliki fungsi untuk memberi petunjuk dan saran kepada Sidang Paripurna.
b) Penasehat Sidang Paripurna terdiri atas Andalan Kwartir dan/atau Staf Kwartir yang mendapat mandat dari Kwartirnya.

42. Rapat-rapat
Rapat adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh Dewan Kerja untuk membahas hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan tugas pokok Dewan Kerja.

BAB XII
PENUTUP

52. Masa Peralihan
Kwartir Gerakan Pramuka diberi kesempatan mengadakan penyesuaian dengan Petunjuk Penyelenggaraan ini dalam masa peralihan selama satu tahun sejak tanggal ditetapkannya petunjuk penyelenggaraan ini.

53. Lain-lain
Hal lain yang belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini akan diatur kemudian oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan mendengar saran Dewan Kerja Nasional.


Jakarta, 5 Desember 2003

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka



H.A. Rivai Harahap.
GURU


Pengabdianmu sungguh menyatu
bersama langkah perjuanganmu
membasmi orang yang tak berilmu

Guru ……
Kemana pergi keberkahan bersamamu
engkau sungguh pahlawan bangsa
bersusah payah bekerja

Mengabdi pada kebesaran rakyat
mewujudkan jerih payah rakyat
mendidik tunas kemajuan rakyat
menjadikan menusia selamat tipu muslihat

Guru ……..
Pantas engkau menyandang gelar
karena berbagai gelar engkau yang mengelar
tapi,….alangkah bodohnya kita,
yang selalu menghina
membesarka kepala,
membusungkan dada
berjalan congkak
membohongi otak

Padahal ……
beliau pahlawan rakyat
dan golongan orang yang menajat
menyelamatkan orang-orang yang sesat.

KEKUASAAN TUHAN


Terbentang langit di cakrawala
Terhias bintang gemerlap di atas kepala
Lampu terang tanpa berawan
Lampu terang tanpa kesulitan
Menerangi malam kesunyian

Dengan sekejab mata kau jadikan
Dimana langit dan bumi terpenuhi
Segala apa yang engkau cari

Namun ……
Oleh manusia serakah
Yang selalu menadahkan upah
Sang pencipta jagad raya


NERAKA

Panas menghunus
Manusia sia tergeletak tak berdaya
Merintih sakit panas membara
Menyesal tiada arti
Berbaik tiada guna

Hati mati tanpa disadari
Terjerumus rayuan
Sang iblis menari
Menyebarkan kepalsuan

Menari menyuguhkan keindahan
Disangkah kesenangan
Namun akhirnya kesakitan

Penjaga murka membara
Membuang bahan bakar neraka
Wajah bengis tanpa rasa
Tiada ampun tiada kata

Manusia bergelimit cari hati
Hilang musnah hati berduri
Kesengsaraan manusia panas terasa
Darah, nanah santapan manusia

Rabu, 11 Februari 2009

DEWAN KEHORMATAN

DEWAN KEHORMATAN GERAKAN PRAMUKA

(1) Dewan Kehormatan Gerakan Pramuka merupakan badan tetap yang dibentuk oleh gugusdepan atau kwartir sebagai badan yang menetapkan pemberian anugerah, penghargaan dan sanksi, dengan tugas:
a. Menilai sikap dan perilaku anggota Gerakan Pramuka yang melanggar kode kehormatan atau merugikan nama baik Gerakan Pramuka;
b. Menilai sikap, perilaku, dan jasa seseorang untuk mendapatkan anugerah, penghargaan berupa tanda jasa.
(2) Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:
a. Dewan Kehormatan Kwartir diusahakan terdiri atas:
1) Anggota Majelis Pembimbing;
2) Andalan;
dibantu oleh staf kwartir.
b. Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri atas:
1) Anggota Majelis Pembimbing Gugusdepan;
2) Pembina Gugusdepan;3) Pembina Pramuka;

TANDA JABATAN

TANDA JABATAN ANGGOTA MUDA

Tanda Pimpinan Satuan Terkecil
Tanda Pimpinan Satuan Terkecil (Barung, Regu, Sangga dan Satuan Terkecil Pandega, serta Krida) berbentuk janur, yang diambil dari kebiasaan bangsa Indonesia memberi tanda kepada petugas dengan daun kelapa (janur). Jadi janur mempunyai arti kiasan pengemban suatu tugas.
Tanda Pengurus Dewan Ambalan/Racana
Tanda Pengurus Dewan Ambalan/Racana berbentuk roda gigi dengan 10 buah giginya, serta bintang bersudut lima, memberi arti kiasan bahwa Pengurus Dewan Ambalan/Racana bertugas menggerakkan para Pramuka Penegak/Pandega, putera dan puteri (tunas kelapa yang berpasangan), untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka dengan pengamalan Dasa Darma dan Pancasila.
Tanda Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega
Tanda Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega berbentuk roda kemudi dengan 10 buah pegangannya, memberi arti kiasan bahwa Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega bertugas mengemudikan roda organisasi Pramuka Penegak dan Pandega, putera dan puteri (dua buah tunas kelapa berpasangan) agar dapat mencapai tujuan Gerakan Pramuka dengan pengamalan Dasa Darma dan Pancasila.
Tanda Pengurus DewanSaka
Tanda Pengurus Dewan Saka berbentuk roda gigi dengan 10 buah giginya, serta lambang ciri khas Saka yang bersangkutan, memberi arti kiasan bahwa Pengurus Dewan Saka bertugas menggerakkan para Pramuka agar giat melaksanakan kegiatan Sakanya, sesuai dengan tugas pokok Saka yang bersangkutan, guna mencapai tujuan Gerakan Pramuka, dengan pengamalan Dasadarma dan Pancasila.
Mengapa dipanggil Kakak dan Adik

Dalam Proses Pendidikan Kepramukaan hubungan Pembina dengan peserta didik adalah :
a. Hubungan antara Pembina dengan peserta didik adalah seperti hubungan antara :
1) Ibu dengan anaknya
2) Bapak dengan anaknya
3) Guru dengan muridnya
4) Kakak dengan adiknya
5) Sesama sahabat
b. Hubungan antara Pembina dengan peserta didik diwujudkan dalam panggilan sebagai berikut :
1) Ibunda atau Ayahanda, disingkat Bunda atau Yanda untuk Pembina Siaga
2) Bucik atau Pakcik untuk Pembantu Pembina Siaga
3) Kakak disingkat Kak untuk Pembina Penggalang dan para pembantunya
4) Kakak disingkat Kak untuk Pembina Penegak dan para pembantunya
5) Kakak disingkat Kak untuk Pembina Pandega

Ternyata mana panggilan tersebut dianggap sebagai metoda yang paling ampuh dalam menjaga hubungan antar sesama, penuh dengan pertalian, kerukunan dan persaudaraan. Tidak membedakan Harta, Strata maupun Kasta apalagi yang berbau Sara. Sistem panggilan Kakak- Adik ini telah diatur dengan Dasar : SK Kwarnas Nomor : 137 Tahun 1987 tentang Penyempurnaan PP Gudep Gerakan Pramuka.

KAK MIS GWDW.NET

Senin, 09 Februari 2009

LJKPP 2009

“ LOMBA JELAJAH KAWASAN PONDOK PESANTREN“
SATUAN PENGGALANG MADRASAH TSANAWIYAH AL KARIMI 1

PENDAHULUAN
Dewasa ini banyak hal dalam kehidupan ini yang menyebabkan kita melupakan antara satu dengan yang lain dan sibuk mengurusi urusan masing-masing, sehingga terciptalah kesenjangan antara kita dalam kehidupan sosial, terutama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu perlu adanya alat atau kegiatan pemersatu antara sesama kita, sehingga salah satu fungsi dari kehidupan ini tidak terlupakan yaitu suatu nilai-nilai kekeluargaan atau kegotong-royongan yang itu sudah menjadi ciri khas dari bangsa Indonesia yang dikenal oleh seluruh dunia dari dulu sampai sekarang .
Dari sebab itulah kami berharap ada suatu kegitan yang dapat mengembalikan citra bangsa Indonesia. Yang selama ini kelihatan pudar dan nyaris akan hilang dalam kehidupan bangsa kita, walaupun kegitan itu pengaruhnya tidak begitu besar tapi paling tidak kita sudah mencobanya dan hasilnya siapa tahu cukup berpengaruh karena hasil bukan kita yang menentukan, kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan yang penting ada “Teak Action” sekecil apapun perubahan yang dilakukan maka akan merubah seluruh hidup kita.
Gerakan Pramuka Yayasan Pondok Pesantren Al Karimi Satuan Penggalang MTs Al Karimi 1 salah satu gerakan yang bergerak dalam membina anggota muda Gerakan Pramuka yang ada di Kwartir Ranting Dukun. Satuan Penggalang MTs Al Karimi 1 berupaya memposisikan diri untuk membangun nalar kritis peserta didiknya untuk peka terhadap realitas yang melingkupi diri dan masyarakatnya menuju perubahan-perubahan yang tranformatif yang menjamin keterbukaan, keadilan, kepedulian, kesejajaran antar sesama serta mampu membangun partisipasi dalam kehidupan segenap masyarakat.
Lomba Jelajah Kawasan Pondok Pesantren ( LJKPP ) merupakan momentum yang strategis untuk mengembalikan nilai-nilai kebersamaan serta berkompetisi dalam keterampilan dan membuktikan, bahwa bangsa kita masih memiliki nilai-nilai kebersamaan dan kesejajaran tanpa adanya diskriminasi sesama kita dan dengan acara ini pula kami berharap dapat mempererat tali persaudaraan dan sillaturahim antar sesama peserta didik..
Satuan Penggalang MTs Al Karimi 1 pada tanggal 9 Maret 2009 mengadakan suatu kegiatan yaitu Lomba Jelajah dikawasan Pondok Pesantren Al Karimi Tebuwung Dukun Gresik yang diharapkan dapat mengembalikan cirri khas bangsa Indonesia yaitu nilai-nilai kekeluargaan atau kegotong-royongan yang sudah dikenal oleh seluruh dunia.
Oleh karena itu besar harapan kami atas dukungan baik materi maupun morel dari segenap dewan guru, dewan pembina, para simpatisan pramuka dan para pimpinan intansi maupun perusahaan demi suksesnya acara yang kami rencanakan.

NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini kami beri nama Lomba Jelajah Kawasan Pondok Pesantren ( LJKPP) 2009.

TEMA
“Rapatkan barisan, eratkan tali persaudaraan, satukan tekat kita sambut kemenangan”.

LANDASAN
Rancangan kegiatan tahunan Satuan Penggalang MTs Al Karimi 1.
Kebijakan Majlis Pembimbing gugusdepan MTs Al Karimi 1.
Keputusan rapat pembentukan panitia pada tanggal 3 Februari 2009.

E. MACAM KEGIATAN
Jelajah Alam
Materi Lomba
a. Pengetahuan Umum
b. Pengetahuan Pramuka
c. Pionering
d. KIM Penciuman
e. Semapore dan Morse
f. PPGD
g. Tenda Darurat
h. Baris berbaris
Temu Akrab alumni


F. TUJUAN
Untuk menggali potensi para peserta didik Penggalang MI/SD se Kwaran Dukun dan Kwaran Panceng
Mengoptimalkan potensi peserta didik yang kurang di berdayakan
Mempererat tali persaudaraan dan sillaturahim

G. PESERTA
Peserta kegiatan ini adalah peserta Penggalang putra putri se Kwartir Ranting Dukun dan Panceng.
H. FASILITAS PESERTA
Sertifikat
Nomer peserta

I. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 09 Maret 2009 di kawasan Pondok Pesantren Al Karimi Desa Tebuwung Dukun Gresik dan di sekitar Pondok Pesantren Al Karimi ( Desa Tebuwung )
“ LOMBA JELAJAH KAWASAN PONDOK PESANTREN“
SATUAN PENGGALANG MADRASAH TSANAWIYAH AL KARIMI 1

PENDAHULUAN
Dewasa ini banyak hal dalam kehidupan ini yang menyebabkan kita melupakan antara satu dengan yang lain dan sibuk mengurusi urusan masing-masing, sehingga terciptalah kesenjangan antara kita dalam kehidupan sosial, terutama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu perlu adanya alat atau kegiatan pemersatu antara sesama kita, sehingga salah satu fungsi dari kehidupan ini tidak terlupakan yaitu suatu nilai-nilai kekeluargaan atau kegotong-royongan yang itu sudah menjadi ciri khas dari bangsa Indonesia yang dikenal oleh seluruh dunia dari dulu sampai sekarang .
Dari sebab itulah kami berharap ada suatu kegitan yang dapat mengembalikan citra bangsa Indonesia. Yang selama ini kelihatan pudar dan nyaris akan hilang dalam kehidupan bangsa kita, walaupun kegitan itu pengaruhnya tidak begitu besar tapi paling tidak kita sudah mencobanya dan hasilnya siapa tahu cukup berpengaruh karena hasil bukan kita yang menentukan, kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan yang penting ada “Teak Action” sekecil apapun perubahan yang dilakukan maka akan merubah seluruh hidup kita.
Gerakan Pramuka Yayasan Pondok Pesantren Al Karimi Satuan Penggalang MTs Al Karimi 1 salah satu gerakan yang bergerak dalam membina anggota muda Gerakan Pramuka yang ada di Kwartir Ranting Dukun. Satuan Penggalang MTs Al Karimi 1 berupaya memposisikan diri untuk membangun nalar kritis peserta didiknya untuk peka terhadap realitas yang melingkupi diri dan masyarakatnya menuju perubahan-perubahan yang tranformatif yang menjamin keterbukaan, keadilan, kepedulian, kesejajaran antar sesama serta mampu membangun partisipasi dalam kehidupan segenap masyarakat.
Lomba Jelajah Kawasan Pondok Pesantren ( LJKPP ) merupakan momentum yang strategis untuk mengembalikan nilai-nilai kebersamaan serta berkompetisi dalam keterampilan dan membuktikan, bahwa bangsa kita masih memiliki nilai-nilai kebersamaan dan kesejajaran tanpa adanya diskriminasi sesama kita dan dengan acara ini pula kami berharap dapat mempererat tali persaudaraan dan sillaturahim antar sesama peserta didik..
Satuan Penggalang MTs Al Karimi 1 pada tanggal 9 Maret 2009 mengadakan suatu kegiatan yaitu Lomba Jelajah dikawasan Pondok Pesantren Al Karimi Tebuwung Dukun Gresik yang diharapkan dapat mengembalikan cirri khas bangsa Indonesia yaitu nilai-nilai kekeluargaan atau kegotong-royongan yang sudah dikenal oleh seluruh dunia.
Oleh karena itu besar harapan kami atas dukungan baik materi maupun morel dari segenap dewan guru, dewan pembina, para simpatisan pramuka dan para pimpinan intansi maupun perusahaan demi suksesnya acara yang kami rencanakan.

NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini kami beri nama Lomba Jelajah Kawasan Pondok Pesantren ( LJKPP) 2009.

TEMA
“Rapatkan barisan, eratkan tali persaudaraan, satukan tekat kita sambut kemenangan”.

LANDASAN
Rancangan kegiatan tahunan Satuan Penggalang MTs Al Karimi 1.
Kebijakan Majlis Pembimbing gugusdepan MTs Al Karimi 1.
Keputusan rapat pembentukan panitia pada tanggal 3 Februari 2009.

E. MACAM KEGIATAN
Jelajah Alam
Materi Lomba
a. Pengetahuan Umum
b. Pengetahuan Pramuka
c. Pionering
d. KIM Penciuman
e. Semapore dan Morse
f. PPGD
g. Tenda Darurat
h. Baris berbaris
Temu Akrab alumni


F. TUJUAN
Untuk menggali potensi para peserta didik Penggalang MI/SD se Kwaran Dukun dan Kwaran Panceng
Mengoptimalkan potensi peserta didik yang kurang di berdayakan
Mempererat tali persaudaraan dan sillaturahim

G. PESERTA
Peserta kegiatan ini adalah peserta Penggalang putra putri se Kwartir Ranting Dukun dan Panceng.
H. FASILITAS PESERTA
Sertifikat
Nomer peserta

I. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 09 Maret 2009 di kawasan Pondok Pesantren Al Karimi Desa Tebuwung Dukun Gresik dan di sekitar Pondok Pesantren Al Karimi ( Desa Tebuwung )